Tuhan tidak ingin kita hidup dalam wilayah abu-abu. Yang Ia mau adalah kita percaya dengan sungguh kepada-Nya.
Kamis, 7 Agustus 2025
Hari Biasa Pekan Biasa XVIII
Bil. 20:1-13
Mat. 16:13-23
Sobat-sobat GAUNG yang terkasih
Hidup yang
abu-abu merujuk pada kondisi hidup yang ambigu atau tidak jelas. Orang yang
hidup abu-abu biasanya tidak memiliki prinsip yang jelas dan ketegasan dalam
bertindak. Dalam hal iman, orang yang hidup abu-abu merujuk pada orang yang
mengaku hidupnya beriman tetapi tidak menunjukkan komitmen yang jelas terhadap
nilai-nilai imannya.
Hidup yang
abu-abu bisa menimpa semua orang. Dalam Bilangan 20:1-13, hal itu terjadi pada
Musa dan Harun. Musa dan Harun Musa dan Harun dititahkan Tuhan untuk mengatakan
kepada sebuah bukit batu untuk mengeluarkan air. Alih-alih memerintah, Musa
malah memukul bukit batu itu dengan tongkatnya. Tindakan ini dinilai Tuhan
sebagai bentuk ketidakpercayaan Musa dan Harun pada Tuhan. Hal yang sama juga
terjadi pada Petrus. Dalam Matius 16:13-23 diceritakan bahwa Yesus memuji
Petrus karena mampu mengenali dan mengimani Yesus sebagai Mesias. Namun, Yesus
kemudian menegur Petrus karena berusaha menghalangi rencana keselamatan yang
sudah dirancang oleh Allah.
Dalam hidup harian, kita pun sering bertindak abu-abu.
Kadang-kadang, kita bisa menjadi orang yang penuh iman pada Tuhan. Namun, di
lain kesempatan, kita dapat menjadi orang-orang yang ragu dan bahkan tidak
percaya pada Tuhan. Tuhan tidak ingin kita hidup dalam wilayah abu-abu. Yang Ia
mau adalah kita percaya dengan sungguh kepada-Nya. Semoga, Sabda Tuhan hari ini
memampukan kita untuk bisa keluar dari zona abu-abu dan membantu kita untuk
semakin percaya kepada-Nya.
Diakon
A.F.N. Kiven