Tuhan mengundang kita untuk masuk dalam Kerajaan-Nya. Untuk sampai di sana, kita perlu menjauhkan diri dari berhala-berhala yang bisa merusak hubungan kita dengan Tuhan.
Tuhan sudah menganugerahkan pengampunan bagi kita melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya. Seturut teladannya, kita pun hendaknya juga berusaha untuk mengampuni diri dan sesama kita dengan sungguh.
Tuhan kembali mengundang kita untuk mendengarkan Dia. Tuhan juga mau segala sesuatu yang telah kita dengar dari Dia tidak kita simpan untuk diri kita sendiri. Semua hal baik tersebut harus kita bagikan dengan cara menjadi teladan baik bagi orang lain.
Tuhan sudah senantiasa menyapa kita dengan firmanNya. Tuhan juga ingin agar kita menanggapi sapaanNya itu dengan hati yang terbuka. Sebab hanya dalam keterbukaan yang tulus, kita dapat memahami kehendakNya dan mencapai kebahagiaan dalam hidup.
Tuhan memanggil setiap kita kepada pelayanan seturut kemampuan kita. Dia juga akan menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan dalam pelayanan kita selama kita mau meminta dan dengan rendah hati selalu mempercayakan diri kepada-Nya.
Perjalanan hidup membawa kita pada berbagai perjumpaan dengan berbagai individu dalam beragam situasi dan nuansa. Setiap pertemuan akan berujung pada perpisahan yang tidak jarang menuntut orang untuk sedih, menangis dan bahkan terluka. Itulah yang dialami juga oleh umat paroki St. Eduardus Watunggong yang harus berpisah dengan seorang gembalanya.